FUAD
Menurut
Tarmidzi, hati memiliki empat maqam: yaitu dada, hati, hati lebih dalam, dan
lubuk hati yang paling dalam. Keempat maqam ini bersusunan bagaikan sekumpulan
lingkaran. Dada (shadr) adalah lingkaran terluarnya, hati (qalb) dan hati yang
lebih dalam (fuad) berada pada kedua
lingkaran tengah, sedangkan lubuk hati terdalam (lubb) terletak di pusat lingkaran.
Jika seseorang menggunakan hatinya dalam arti shadr, qalb dan fuadnya, maka ia bisa saja baik dan bisa
juga buruk. Tetapi jika ia menggunakan lubb, maka orang itu sudah pasti baik.
Fuad adalah
kata yang berbentuk isim yang berarti hati. Jamaknya adalah af`idah. Fuad
merupakan inti qalb yang berfungsi untuk melihat sesuatu yang tidak terlihat
oleh mata.
ما
كذب الفؤاد ما راى
“Hatinya (fuad) tidak mendustakan apa yang dilihatnya” (QS.
An-najm: 11)
Fuad adalah tempat penglihatan batiniah dan inti cahaya makrifat.
Fuad adalah perasaan yang terdalam dari hati yang sering kita sebut hati nurani
(cahaya mata hati) dan berfungsi sebagai penyimpan daya ingatan.
Qalb dan fuad berkaitan erat dan pada waktu tertentu hampir tidak
bisa dibedakan. Jika lubb adalah inti akal maka fuad adalah inti qalbu. Qalb
mengetahui sedangkan fuad melihat. Namun sejatinya, fuad lebih dalam maknanya
dibanding qalb. Untuk melihat sesuatu misalnya, qalb masih seperti mata inderawi
yang membutuhkan cahaya untuk melihat objek. Sementara fuad melihat dengan
sebenarnya dan dengan kepastian menetapkan kebenaran atas apa yang dilihatnya.
Itu artinya, dalam melihat kebenaran fuad tidak membutuhkan prasyarat apapun kecuali pertolongan Allah melalui
hidayah-Nya. Pada saat fuad menyatu dengan qalb sama dengan ru’yat menyatu
dengan ilmu maka penglihatan seseorang akan menembus ke dalam objek, sehingga
semua yang ghaib terlihat menjadi nyata. Semua yang belum kita ketahui dan
belum pernah kita lihat akan tergambar langsung di depan mata kita. Inilah yang
disebut ilmu laduni. Ilmu yang langsung berasal dari Allah yang dengan ilmu itu kita bisa membuka
mata hati nurani, bisa menguasai berbagai macam ilmu dunia dan akhirat dengan
lebih mudah bahkan tanpa belajar sekalipun. Ilmu laduni juga bisa membuat kita
jauh lebih bijaksana dalam menjalani hidup dan mampu menyelesaikan berbagai persoalan
pribadi dan persoalan orang lain dengan ilmu laduni yang kita miliki. Namun
begitu, penglihatan fuad sangat kuat dipengaruhi qalb. Maksudnya, tingkat keterang-jernihan
penglihatan fuad tergantung pada tingkat kejernihan qalb dari pengaruh syahwat,
naluri rendah dan macam-macam urusan duniawi. Ia sangat sensitif terhadap gerak
atau dorongan qalb dan merasakan akibatnya. Jika qalb kufur, maka fuad pun akan
kufur dan menderita. Jika qalb bergejolak karena terancam oleh bahaya, atau
qalb tersentuh oleh siksaan batin, fuad terasa seperti terbakar. Jika qalb
tenang, dan fuad pun tenteram dan senang.
Ketika penduduk makkah dan madinah mengenal Rasulullah saw. sebagai
seorang laki-laki pembawa risalah kenabian, sahabat seperti Abu Bakar ra dengan
pandangan fuad yang menyatu dengan qalbunya menangkap makna ghaib dibalik wujud
laki-laki yang menjadi menantunya itu. Itu sebabnya, apa pun yang disampaikan Rasulullah
saw. kepada Abu Bakar ra yang bagi sahabat lain masih dipertanyakan dengan
keyakinan penuh selalu dibenarkan dan diterimanya sebagai kebenaran mutlak. Bahkan
saat Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya untuk perjuangan dan Rasulullah
saw. bertanya “Jika semuanya diserahkan, lalu untuk Abu Bakar dan keluarganya
apa?” dengan penuh keyakinan Abu Bakar ra menyatakan, “Untuk Abu Bakar dan
keluarganya, cukup Allah dan Rasul-Nya!!” Pernyataan Abu Bakar ra itu, mungkin
hanya bisa dipahami oleh mereka yang sudah terbuka mata hati fuadnya, yang
menyaksikan kebenaran sebagai kebenaran meski bertentangan dengan akal.
Fuad tidak bisa mengkhianati kesaksian terhadap apa yang
dipantulkan oleh hati dan apa yang diperbuat oleh ego. Ia berbicara apa adanya.
Fuad memahami sesuatu melalui pehamaman qalb/rasa/intuisi.
Berbagai rasa yang dialami oleh fuad dituturkan dalam Alquran
sebagai berikut:
1.
Fuad bisa digoncang gelisah (QS. Al-qashash: 10)
“Dan fuad ibu Musa menjadi bingung (kosong). Hampir saja ia
membukakan rahasia (Musa), jika aku tidak meneguhkan hatinya, sehingga ia
menjadi orang yang beriman.”
2.
Dengan diwahyukannya Alquran kepada nabi, fuad nabi menjadi teguh
(QS. Al-Furqan: 32)
“Dan orang-orang kafir bertanya: “Mengapa Alquran tidak diturunkan
kepadanya dengan sekaligus?” Demikianlah, karena dengan (cara) itu, Aku hendak
meneguhkan fuadmu, dan Aku bacakan itu dengan tertib (sebaik-baiknya)”.
3.
Fuad tidak bisa berdusta (QS. An-najm: 11)
“Fuad tidak berdusta tentang apa yang dilihatnya.”
4.
Orang yang zhalim hatinya kosong (bingung) (QS. Ibrahim: 43)
“Dengan terburu-buru sambil menundukkan kepala, mereka tidak
berkedip tapi fuadnya kosong (bingung).”
5.
Orang musyrik, fuad dan pandangannya dibolak-balikkan/digoncang.
(QS. Al-An’am)
“Aku goncangkan fuad dan pandangan mereka (kaum musyrikin),
sebagaimana sejak semula mereka tidak mau beriman, dan aku biarkan mereka dalam
kedurhakaannya mengembara tanpa arah tertentu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar